Mimbar-Rakyat.com (Gaza) – Warga Palestina “meratapi” empat anak laki-laki yang terbunuh oleh pasukan Israel dalam demonstrasi di Gaza, saat pemakaman berlangsung. Unjuk rasa terjadi Sabtu lalu menandai ulang tahun Great March of Return atau Aksi Damai Kembali ke Palestina.
Menurut pihak kementerian kesehatan Gaza, setidaknya 207 orang terluka pada aksi hari Sabtu tersebut. Demikian dilaporkan oleh Al Jazeera.
Puluhan ribu warga Palestina pada Sabtu berkumpul di dekat pagar pembatas dalam aksi tersebut dan berhadapan dengan tank-tank dan tentara Israel yang menggunakan peluru, peluru karet, dan gas air mata untuk mengusir para pengunjuk rasa.
Tamer Abu el-Khair, 17, tertembak di dada di timur Khan Younis di Gaza selatan dan kemudian meninggal di rumah sakit. Dua lainnya yang juga berusia 17 tahun – Adham Amara dan Belal al-Najjar – juga tewas. Satu korban lainnya adalah Mohamed Jihad Saad yang berusia 20 tahun.
Sejak 30 Maret tahun lalu, warga Palestina di Jalur yang dikelola Hamas telah menuntut hak untuk kembali ke tanah mereka dari mana keluarga mereka diusir dengan keras sejak berdirinya Israel pada tahun 1948. Para pengunjuk rasa dalam demonstrasi mingguan juga menyerukan diakhirinya blokade.
Pada hari Minggu, media lokal di Gaza menerbitkan gambar Ismail Haniya, kepala politik Hamas, berjalan bersama masyarakat Gaza dan kerabat el-Khair selama pemakaman.
Sementara otoritas Israel pada hari Minggu membuka kembali penyeberangan komersial Karam Abu Salem dan penyeberangan Erez dengan Gaza, enam hari setelah menutup jalur di tengah-tengah baku tembak antara Israel dan Hamas.
Persimpangan Karam Abu Salem adalah jalur utama yang mentransfer kebutuhan ke hampir dua juta penduduk Gaza, termasuk gas untuk memasak, gandum, dan tepung. Biasanya ditutup selama liburan resmi Israel dan pada akhir pekan. Pada hal jalur itu juga memfasilitasi pengiriman bantuan asing ke Gaza.
Mohammed Jamjoom dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza, pembukaan penyeberangan itu merupakan “indikasi yang jelas” bahwa upaya mediasi yang dipimpin Mesir berjalan positif.
“Ada suasana optimisme yang berhati-hati di Gaza,” katanya Salah satu alasan di balik ketenangan relatif itu, kata Jamjoom, adalah meskipun terjadi gejolak, situasi dalam protes pada hari Sabtu tetap “jauh lebih tidak kacau daripada yang dikhawatirkan orang”.
Menurut kementerian kesehatan di Gaza lebih dari 260 warga Palestina tewas sejak awal demonstrasi, sebagian besar oleh tembakan Israel. Ribuan orang lainnya terluka. Penggunaan kekuatan mematikan Israel terhadap pengunjuk rasa telah menuai kritik dari PBB, serta dari kelompok-kelompok hak asasi.***(janet)