Monday, September 16, 2024
Home > Berita > Waspadai Cuaca Ekstrem

Waspadai Cuaca Ekstrem

Foto BMKG.

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana hidrometeorologi, diingatkan agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem meskipun sebagain besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau. Dampak yang ditimbulkan cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

Hal itu diunkapkan Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani, terkait potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang diprakirakan terjadi pada periode 3 – 9 Juni 2024 di sebagian Sumatra, sebagian Jawa bagian barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian besar Papua.

Andri meminta masyarakat untuk selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi infoBMKG dan menghindari berita hoax yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, guna memperoleh informasi cuaca yang lebih akurat dan informasi perubahan cuaca setiap saat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan.

Melalui siaran persnya BMKG juga telah menyampaikan bahwa sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau, serta potensi kekeringan yang dapat terjadi khususnya di wilayah Indonesia sebelah selatan Khatulistiwa paling tidak hingga akhir bulan September. Meskipun demikian dalam 24 jam terakhir tercatat adanya intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Indonesia, yakni di wilayah Semarang (104.4 mm), Sambas (103.0 mm), Sarmi (94.0 mm), Ambon (69.9 mm), Toli-Toli (61.1 mm), Silangit (57.3 mm), dan Tanjung Pinang (50.8 mm).

Adanya potensi hujan sedang yang disertai kilat/petir di wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu telah diinformasikan kepada pihak terkait dan masyarakat melalui platform diseminasi BMKG. Kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor dinamika atmosfer yakni aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian barat yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat dan termasuk Jabodetabek, teramatinya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi), suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, labilitas atmosfer yang tinggi serta adanya indikasi adveksi dingin dari selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan yang tinggi di wilayah pulau Jawa.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto di Jakarta (03/06) menyatakan bahwa meskipun di sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau namun sebagian wilayah lainnya masih berada di masa peralihan musim di mana kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.

Dia menambahkan bahwa masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.

“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024”, katanya.***(edy)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru