MIMBAR-RAKYAT.Com (Wisata) – Bila kita melancong ke suatu tempat, ada baiknya mencari obyek wisata plus. Artinya di samping bisa rekreasi menyenangkan bersama keluarga atau teman-teman, sekaligus juga bisa melakukan terapi sehat, seperti mengobati penyakit gatal-gatal dan lain-lain.
Di mana lokasinya? Tak perlu jauh-jauh. Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang merupakan salah satu kota di Tatar Parahyangan, bisa dijadikan target perburuan mengisi liburan akhir pekan.
Karena kota ini memiliki seabrek obyek wisata alam yang patut dikunjungi dan sudah siap dinikmati. Selain kaya keindahan alam, wilayah ini memiliki empat pemandian air panas yang mengandung belerang tinggi. Tempat wisata ini selalu menyedot pengunjung dari berbagai daerah.
Wisata utama air panas yang menjadi titik incaran pengunjung di antaranya Maribaya. Obyek wisata yang sudah berdiri sejak tahun 1835 hingga kini masih menjadi idola wisatawan lokal maupun mancanegara.
Karena ketuaan kolam air panas Maribaya, tentu khasiatnya tak diragukan lagi. Setiap hari banyak wisatawan mancanegera (wisman) berdatangan ke lokasi ini hanya untuk rebahan merendam sekujur badan baik di pagi hari maupun malam hari guna melakukan terapi sehat. Bahkan, malam Minggu kolam air panas ini buka selama 24 jam seperti halnya IGD di rumah sakit.
Membludaknya pengunjung Maribaya, diakui Gunawan, 48, salah seorang penjaga obyek wisata kawasan Maribaya. Alasan kuat lokasi ini menjadi pilihan utama, di antaranya keindahan alam yang masih perawan, posisi air panas dikelilingi hutan bercurug tiga, sertaobyek ini dinilai cukup strategis lantaran mudah dikunjungi baik dari Kota Bandung maupun dari Kabupaten Subang.
“Pendapatan obyek wisata terus meningkat per tahun mampu menyumbangkan pendapatan ke pemda hampir setengah miliar,” ucapnya.
Maribaya merupakan tempat wisata yang sudah akrab di kalangan wisatawan di Bandung, Jawa Barat. Usia yang tergolong tua merupakan salah satu faktor pendukung mengapa Maribaya kini kian terkenal.
Obyek wisata air panas yang berdiri tahun 1835 dan masuk ke wilayah Kabupaten Bandung Barat, hingga kini terkenal dengan air panas yang berkadar belerang tinggi.
Banyak wisatawan yang mendatangi pusat air ini hanya untuk berobat atau terapi berbagai penyakit. Warna air keruh dan beruap merupakan nilai greget yang senantiasa membuat pengunjung penasaran untuk menceburkan diri ke kolam tersebut.
Meski hanya dua kaki dimasukkan ke kolam, otot-otot pun seraya dipijat sehingga kondisi tubuh pun semakin segar. Bisa dibayangkan, bagaimana jika sekujur tubuh direndam?
Maribaya, pertama kali dikembangkan Eyang Raksa Dinata yang disebut-sebut ayah kandung seorang wanita cantik bernama Maribaya di tahun 1835.
Maribaya, merupakan sosok wanita cantik di kaki gunung yang memiliki kecantikan luar biasa. Oleh karenanya, pada waktu itu Maribaya selalu jadi ajang rebutan kaum pria untuk mendapatkan gadis itu.
Banyak kaum pria rela berkelahi berebut Maribaya. Untuk mengenang kecantikan gadis tersebut, Eyang pun mengabadikan obyek wisata itu dengan nama Maribaya. Harapannya, kecantikannya kelak bisa menjadi rebutan dan titik perhatian para pengunjung.
Maribaya berdasarkan catatan memiliki beberapa obyek wisata yang patut dinikmati pengunjung. Meski posisinya berada di lereng hutan pinus dan masih satu areal dengan Gunung Tangkuban Perahu, namun keindahan itu tetap menakjubkan.
Curug Cigulung, Cikoleang, dan Cikawari, yang ada di objek wisata itu merupakan aset alam yang turut memperindah dan mempercantik Maribaya.
SEDOT PELANCONG
Meski ketinggian ketiga curug lebih kurang lima meter, namun gemuruh air itu turut mempercantik keindahan manakala pengunjun berendam di air panas.
Lokasi kolam air panas Maribaya tergolong sederhana. Kolam yang dibangun pihak pengelola (Pemda Kabupaten Bandung Barat) hanya berukuran sedang tapi mampu menyedot banyak pelacong. Kuningnya air yang yang ditampung di kolam itu mampu menjadi obat bagi siapa pun yang berendam di air itu.
“Kuningnya air bukan berarti kotor. Kandungan belerang yang tinggi penyebab air itu kekuning-kuningan. Kolam ini terapi bagus buat pengobatan dabn kesehatan,” kata Gunawan, penjaga kolam.
Dia mengakui, air panas yang bersumber dari Tangkuban Perahu bisa saja dibeningkan dengan menggunakan zat kimia lain (kaporit). Hanya, lanjutnya, kehadiran kaporit itu akan mengurangi khasiat air panas untuk pengunjung yang berniat berobat.
“Meski kolam cukup sederhana, tapi khasiat airnya yang tak bisa ditandingi oleh air mana pun,” akunya.
Air panas Maribaya sudah kesohor hingga mancanegara. Setiap pekan tak kurang dari belasan turis asing di antaranya dari Singgapura, Malaysia, Australia dan Belanda selalu menyempatkan diri mampir ke Maribaya hanya untuk berendam di kolan air panas.
Kondisi fasilitas yang sederhana tentunya berimbas kepada biaya mamsuk yang cukup sederhana. Pengunjung bisa berendam dengan harga Rp 7.500 per orang/jam.
Kegiatan berendam bisa dilakukan di kolam terbuka atau di kamar yang sudah disediakan. Lima kamar mandi air panas sudah disediakan dengan harga sama.
Kepulan uap yang terus muncul dari air itu merupakan bumbu keindahan berendam di Maribaya. Jika pengunjung belum puas, pengelola sudah menyiapkan penginapan di pinggir kolam dengan harga Rp 75 ribu per malam.
Ke Maribaya, dari Jakarta bisa melalui Subang kemudian melaju ke Lembang dan kendaraan bisa digas menuju Maribaya. Jika masuk dari Kota Bandung, kendaraan melaju menuju Lembang, kemudian tancap gas menuju Maribaya. Biaya masuk cuma Rp 5.000 saja. (Johan)