MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Petualangan Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala UNPAR (WISSEMU) segera berlanjut setelah dalam beberapa bulan terakhir memantapkan fisik, mempersiapkan mental dan memenuhi kebutuhan logistik.
Pada Rabu 21 Desember 2016, tim akan berangkat ke Gunung Vinson Massif, Antartika, yang mendapatkan dukungan sponsor penuh dari Bank BRI dalam perjalanan bertajuk BRI Towards Antarctic Summit.
Vinson Massif merupakan gunung kelima yang didaki tim WISSEMU dalam misi menyelesaikan trek Seven Summits.
Sebelumnya Tim WISSEMU berhasil mendaki empat gunung tertinggi di empat lempeng benua berbeda yaitu Gunung Carstensz Pyramid (4.884 meter diatas permukaan laut) yang mewakili Lempeng Australasia pada 13 Agustus 2014.
Kemudian, Gunung Elbrus (5.642 mdpl) yang mewakili Lempeng Eropa pada 15 Mei 2015, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) yang mewakili Lempeng Afrika pada 24 Mei 2015 dan Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) yang mewakili Benua Amerika Selatan pada 1 Februari 2016.
Tim akan berangkat dari Terminal 2 Bandara International Soekarno Hatta 21 Desember 2016
pukul 00.01 WIB, dan tim akan sampai di Santiago, Chile pada tanggal yang sama pukul 01.05 waktu setempat.
Tim akan bermalam selama lima hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Punta Arenas (26 Desember 2016) yang merupakan kota terakhir sebelum pendakian dimulai, demikian siaran pers dari “The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar” yang ditandatangani Nadya A Pattiasina.
Pendakian akan dimulai dari Vinson base camp pada 1 Januari 2017 dan diperkirakan mencapai puncak pada 4 Januari 2017 sebelum kemudian kembali ke Punta Arenas pada 9 Januari 2017.
Sedikit berbeda dari pendakian sebelumnya, pendakian kali ini Tim hanya diwakilkan oleh dua pendaki yaitu Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23). Pendaki ketiga
yang sebelumnya turut serta, Dian Indah Carolina (21), belum berkesempatan untuk melanjutkan ekspedisi karena masih dalam masa pemulihan kesehatan dari pendakian Aconcagua.
Namun perubahan jumlah anggota tim tidak membuat surut semangat kedua mahasiswi yang masih terdaftar aktif di Univeristas Katolik Parahyangan ini.
Latihan seperti lari, beban, yoga, wimhoff dan renang telah menjadi rutinitas harian bagi kedua wanita tangguh ini.
Seluruh rangkaian latihan intens dilakukan tim untuk menghadapi cuaca ekstrem yang akan dihadapi di Gunung Vinson Massif. Vinson Massif yang memiliki ketinggian 4.892 mdpl (kedua
terendah dari rangkaian seven summits) ini terkenal dengan cuaca ekstremnya yang bisa mencapai -40̊ C.
Salju yang menutupi hampir seluruh wilayah Antartika ini sendiri menjadikan pendakian ini semakin sulit bagi orang Asia Tenggara seperti kita yang terbiasa dengan iklim tropis.
Tim mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan sampai sejauh ini, antara lain, PT. Freeport Indonesia, Universitas Katolik Parahyangan, PT. Multikarya Asia Pasifik Raya, dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Melalui kesempatan ini juga tim ingin mohon dukungan dan doa dari rekan-rekan sekalian sehingga nantinya tim dapat berangkat, mengibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Vinson Massif, untuk kemudian pulang lagi dengan selamat ke tanah air tercinta ini. (SP/arl)