MIMBAR RAKYAT (Bangkok):   Yingluck Shinawatra,  Perdana Menteri (PM ) Thailand, menyatakan tidak akan mundur dari jabatannya. Dia menyatakan akan terus bertahan hingga digelarnya pemilihan umum (Pemilu) di Thailand, 2 Februari 2014. Dia bergeming untuk tidak mengikuti keinginan kelompok oposisi yang memintanya segera mundur.

PM Thailand itu mengumumkan  Senin (9/12) bahwa Thailand akan menggelar Pemilu awal 2014 sebagai jawaban dari kelompok yang menentangnya. Keputusannya itu ditegaskan kembali Selasa (10/12), dengan menyatakan dia tidak akan mengikuti desakan lawan-lawan politiknya yang berkeinginan mengganti Yingluck dengan pemerintah sementara.

Yingluck yang beberapa pekan terakhir terus-terusan mendapat tekanan dari para pengunjuk rasa dan membuat Bangkok mencekan, Selasa (10/12) bisa bernapas lega, karena situasi di Bangkok berubah tenang, bahkan sepi.  Pemimpin oposisi meminta pengunjuk rasa untuk tidak turun ke jalan sepanjang Selasa, sebagai penghormatan atas ulang tahun Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej.

Raja Thailand yang memegang jabatan terlama di negeri Gajah Putih itu sebetulnya genap berusia 86 tahun Kamis (5/12) lalu. Para pengunjuk rasa juga menghentikan aksi hari itu, namun esok harinya dilanjutkan lagi. Selasa (10/12) unjuk rasa kembali mengistirahatkan aksi untuk memberi kesempatan pada rakyat Thailand dan pemerintah merayakan hari lahir Raja.

Aksi menentang Yingluck berkorbar di Bangkok dan beberapa kota lainnya di Thailand, karena dia dituding memberikan keistimewaan kepada saudaranya yang mantan PM Thailand, Thaksin Sihnawatra, yang berada di pengasingan karena kasus hukum. Thaksin dikudeta oleh militer tahun 2006 kemudian diadili dan dinyatakan bersalah karena korupsi.

Lawan politik Yingluck minta PM Thailand itu menyerahkan kekuasan pada Dewan Rakyat untuk selanjutnya menuerahkan kekuasaan pada PM Thailand yang baru.***cide