Mimbar-Rakyat.com (Bekasi) – Tinggal di wilayah Kampung Sasak Tiga, Tridaya Sakti, Tambun Selatan,  yang remajanya terkenal sering tawuran, membuat Yuli Febrianti ikut terpanggil untuk bagaimana mengubah perilaku remaja dari kegiatan negatif ke yang positif.

Cara yang termuda adalah  melalui jalur seni dan agama. Mengapa demikian?

” Pada prinsipnya anak muda atau remaja itu semua suka seni. Sedangkan agama menjadi benteng untuk menghindari hal-hal atau kegiatan negatif. Maka kami bentuklah Grup Seni Bedug,” ujar Yuli saat bincang-bincang dengan penulis belum lama ini

Bedug, lanjut Yuli, sangat islami , karena di setiap masjid atau mushalah pasti selalu ada mesjid. Jika sehari-hari bergaul dengan bedug ini, tentunya rasa kedekatan dengan masjid atau mushalah semakin kuat.

Apa yang diinginkan Yuli pun mendapat respon dari tokoh masyarakat setempat, Muslim alias Odoy, serta juga Ikatan Remaja Masjid Nur Amal.

Dukungan dari Yuliana Febrianti, yang juga istri dari Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Budaya, Pemuda dan Olahraga ( Disbudpora) Kabupaten Bekasi,  Reza Nur Alam, membuat Grup Kesenian Bedug Sasak Tiga ini semakin eksis.

” Alhamdulillah. Ini salah satu bagian dari upaya memberikan kesempatan  para remaja pada kegiatan positif,” ujar Yuli Febrianti.

Sementara itu, Reza Nuralam, menyatakan kesiapannya untuk terus melestarikan kesenian khas Bekasi, termasuk kesenian bedug ini.

” Insya Allah di Malam Takbiran nanti Grup Bedug Sasak Tiga ini akan unjuk kebolehan di Gedung Juang Bekasi,” ujar Reza .

Sementara itu pada acara Safari Ramadhan Bupati Bekasi di wilayah Kecamatan Sukawangi beberapa hari lalu, Grup musik Gardariksa Nusantara binaan Disbudpora Kabupaten Bekasi memukai mereka yang hadir saat mengalunkan lagu-lagu islami.

Salah satu hal yang membuat grup musik ‘Gardariksa Nusantara’ ini karena memadukan alat musik modern dengan tradisional. Selain itu juga dengan koreografi yang mengiringi alunan lagu. (agus suzana)